Studi Eksegesis “Sudah Selesai†Berdasarkan Yohanes 19.30 dan Implikasinya terhadap Pelayanan Misi
DOI:
https://doi.org/10.38189/jtbh.v7i1.771Keywords:
it's finished, implications, mission serviceAbstract
In the beginning, God created humans in His image and likeness. However, humans prefer to disobey and rebel against God. Because of one person's disobedience, all of humanity was contaminated by this sin (Rom. 3:23). This means that sin is inherent in humans. God loves humanity more than any other creation. Because of God's love, he sent His only Son, Jesus Christ, to save mankind from the bondage of sin. Jesus Christ has come to the world and has completed the work of salvation on the cross when He said tetelestai it means it is finished. However, there are still many people who do not believe who do not know the meaning of this word and are not sure that Jesus' work in this world has been completed perfectly. There are still many believers who do not want to be involved in preaching the Gospel. Based on the background of this problem, the aim of this writing is first, to find out the theological meaning of Jesus' statement regarding the words It is Finished in John 19:30. Second, to know what is meant by mission service. Third, to find the essence of the finished statement in John 19:30 regarding mission service. The research method used in this writing is a qualitative method using a hermeneutic approach and literature study. Based on this, the author concludes that the word finished is the culmination of the mission itself. This means that the word finished cannot be separated from mission service. Jesus has truly completed the work of salvation very perfectly on the cross. This is good news for the world and it is the believer's responsibility to proclaim it.
Pada mulanya Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Namun, manusia lebih memilih untuk tidak taat dan memberontak kepada Allah. Karena ketidaktaatan satu orang maka semua umat manusia ikut tercemar oleh dosa tersebut (Rom. 3:23). Artinya dosa sudah melekat di dalam diri manusia. Allah sangat mengasihi umat manusia melebihi ciptaan lain. Oleh karena kasih Allah, maka mengutus Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus untuk menyelamatkan umat manusia dari belenggu dosa. Yesus Kristus telah datang ke dunia dan telah menyelesaikan karya penyelamatan tersebut di atas kayu salib ketika Ia mengatakan tetelestai artinya sudah selesai. Namun, masih banyak orang yang belum percaya yang tidak tahu makna dari kata tersebut dan tidak yakin bahwa pekerjaan Yesus di dunia ini sudah diselesaikan-Nya dengan sempurna. Masih banyak orang percaya yang tidak mau terlibat di dalam memberitakan Injil. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka tujuan penulisan ini pertama, untuk mengetahui makna teologis mengenai pernyataan Yesus tentang kata Sudah Selesai dalam Yohanes 19:30. Kedua, untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pelayanan misi. Ketiga, untuk menemukan implikasi pernyataan sudah selesai dalam Yohanes 19:30 terhadap pelayanan misi. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini yaitu metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan hermeneutika dan studi pustaka. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa kata sudah selesai merupakan puncak dari misi itu sendiri. Artinya ialah kata sudah selesai tidak dapat dipisahkan dalam pelayanan misi. Yesus sudah benar-benar menyelesaikan karya penyelamatan dengan sangat sempurna di atas kayu salib. Hal ini merupakan kabar sukacita bagi dunia dan tanggung jawab orang percaya untuk memberitakannya.
References
Adon, Mathias. “Asal-Usul Kejahatan Dan Penderitaan Menurut Kitab Kejadian 3:1-24 Dan Usaha Manusia Melawan Dosa.†Danum Pambelum: Jurnal Teologi Dan Musik Gereja 2, no. 2 (2022): 112–125.
Bambangan, Malik. “Implementasi Menjadi Jemaat Yang Misioner.†Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi 2, no. 2 (2020): 124–139.
Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani-Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.
Eko Riyadi. Yohanes: Firman Menjadi Manusia. Yogyakarta: PT Kanisius, 2011.
Frank Charles Thompson. Chain Reference Bible. USA: B.B. Kirkbride Bible Company, 1992.
Grant R. Osborne. Spiral Hermeneutika Pengantar Kompehensif Bagi Penafsir Alkitab. Surabaya: Momentum, 2012.
Herman N. Ridderbos. Injil Yohanes. Surabaya: Momentum, 2012.
Herman Ridderbos. Paulus: Pemikiran Utama Theologinya. Surabaya: Momentum, 2008.
Hotang, Helenda Yulianti, Marudut Sihotang, Antoni Manurung, and I Pendahuluan. “TETELESTAI Studi Kata Tetelestai Dalam Injil Yohanes 19 : 28-30 Dan Relevansinya Bagi Gereja Masa Kini Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia Bandar Baru Abstrak†XII, no. 1 (2023): 28–30.
James T. H Adamson. Tafsiran Alkitab Masa Kini 2. Jakarta: YKBK, 2012.
Jr, Barclay M. Newman. Kamus Yunani-Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.
Kejar Hidup Laia. Khotbah Yang Hidup. Nias Barat: STTAM Nias Barat, 2019.
Lele, Aldorio Flavius, and Robi Panggarra. “Bagi Orang Percaya†13 (2015).
Manurung, Fenius Gulo dan Pangeran. Kontribusi Iman Dalam Keselamatan. Bible Culture Study, 2020.
Patiung, Ksatria Londong. “Kristologi Menurut Injil Yohanes.†Diligentia: Journal of Theology and Christian Education 2, no. 2 (2023): 7. ojs.uph.edu/index.php/DIL.
Peter S. Wong. Injil Yesus Kristus. Jakarta: Yayasan Kartidaya, 2011.
R. Soedarmo. Ikhtisar Dogmatika. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002.
Sembiring, Rasmalem Raya, and Bulan Dana Sembiring. “Dampak Pemahaman Tentang Keselamatan Berdasarkan Efesus 2 : 1-10 Terhadap Perilaku Hidup†1, no. 2 (2023): 1–10.
Spiros Zodhiates. King James Version. USA: AMG PUBLISHERS, 1992.
Sugiharto, Ayub. “Keselamatan Eksklusif Dalam Yesus Di Tengah Kemajemukan Beragama.†Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1, no. 2 (2020): 98–112.
Thomas Hwang. Kristologi. Surabaya: AMI Indonesia, 2011.
Thomas, Norman E. Teks-Teks Klasik Tentang Misi Dan Kekristenan Sedunia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.
Warren W. Wiersbe. Hidup Bersama Firman. Yogyakarta: Yayasan Gloria, 2018.
Alkitab Perjanjian Baru Dalam Terjemahan Sederhana Indonesia. Yogyakarta: ANDI, 2014.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2021.
Kitab Suci Injil. Jakarta: LAI, 2007.