Rekontekstualisasi Pendidikan Nilai Teologi di Era Post-Truth Berdasarkan Roma 1:18-32

Authors

  • Sri Tuminah Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia
  • Hardi Budiyana Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup
  • Mahattama Banteng Sukarno Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.38189/jtbh.v7i1.831

Keywords:

Education, Value, Theological, Post-Truth, Discourse

Abstract

Immoral and criminal acts by social actors in religious and cultural communities are a barometer of the low quality of theological values education. These social facts are gaining more and more space in the post-truth era. This confirms that there is a problem in Theological Education of Values that needs to be critiqued again in order to achieve maximum results. Therefore, the researcher developed a research question, namely, how to recontextualise theological values education in the post-truth era. The question is based on the research gap and is also the main basis for the novelty of this research. By developing Teun Adrianus van Dijk's critical discourse analysis perspective on Romans 1:18-32, the researcher found that the passage highlights Christian values education and provides four recommendations to address the problems and challenges that arise in the post-truth era, including: first, developing a critical and constructive attitude towards narrative; second, developing a comprehensive understanding of identity and its representation; third, promoting and implementing interfaith dialogue and tolerance; and fourth, using the media wisely. These four things are important to be implemented by theological values education activists to respond to any negative phenomenon in the present and transform it into positive and constructive based on God's truths.

 

Tindakan-tindakan amoral dan kriminal dari aktor-aktor sosial dalam masyarakat agama dan budaya menjadi barometer atas rendahnya kualitas Pendidikan Nilai Teologis. Fakta sosial tersebut semakin mendapatkan ruang di era post-truth. Hal ini menegaskan, bahwa ada masalah dalam Pendidikan Nilai Teologi yang selama ini telah berlangsung perlu dikritisi kembali guna mendapatkan hasil maksimal. Karena itu, peneliti mengembangkan satu pertanyaan penelitian, yaitu bagaimana rekontekstualisasi Pendidikan nilai Teologi di Era Post-truth? Pertanyaan tersebut didasarkan atas celah penelitian dan sekaligus menjadi pijakan utama kebaruan penelitian ini. Dengan mengembangkan perspektif Analisa Wacana Kritis dari Teun Adrianus van Dijk atas Roma 1:18-32, peneliti menemukan bahwa perikop tersebut menekankan Pendidian Nilai Kristiani dan memberikan empat rekomendasi untuk menyikapi permasalahan dan tantangan yang muncul di era post-truth antara lain: pertama, mengembangkan sikap kritis dan konstruktif terhadap narasi; kedua, mengembangkan pemahaman komprehensif tentang identitas serta representasinya; ketiga, mempromosikan dan melaksanakan dialog lintas iman dan toleransi; dan keempat, mempergunakan media dengan bijaksana. Keempat hal tersebut menjadi penting dilaksanakan oleh penggiat Pendidikan Nilai Teologis guna  menyikapi setiap fenomena negatif dalam kekinian dan mengubahnya menjadi positif serta konstruktif berdasarkan kebenaran-kebenaran Allah.

References

Benny Prasetiya, Sofyan Rofi, Bahar Agus Setiawan. “PENGUATAN NILAI KETAUHIDAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN ISLAM.†JIE: Journal of Islamic Education 3, no. 1 (2018): 1–15. https://www.ejournal.stitmuhbangil.ac.id/index.php/jie/article/view/85.

BibleWork. “BibleWorks,†n.d.

Cindy Mutia Annur. “Jumlah Tindak Kejahatan Di Indonesia Melonjak Tajam Pada 2022.†Katadata. Last modified 2023. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/12/13/jumlah-tindak-kejahatan-di-indonesia-melonjak-tajam-pada-2022.

Evanalia, Sadryna. “Ketua MUI Ngaku Risih Lihat Terdakwa Mendadak Pakai Atribut Agama Di Persidangan.†Kompas TV. Last modified 2022. https://www.kompas.tv/video/290113/ketua-mui-ngaku-risih-lihat-terdakwa-mendadak-pakai-atribut-agama-di-persidangan?lgn_method=google.

Haryatmoko. Critical Discourse Analysis – Landasan Teori, Metodologi, Dan Penerapan. Depok: Rajagrafindo Persana, 2019.

Hisny Fajrussalam, Nurwadjah Ahmad E.Q., Andewi Suhartini. “PARADIGMA TEOLOGI PENDIDIKANISLAM:KONSEP KHALIFAH PERSPEKTIF NILAI-NILAIETIKABUDAYA SUNDADI JAWA BARAT.†AL-ADABIYAH: Jurnal Pendidikan Agama Islam 1, no. 1 (2020): 1–16.

Indonesia, Lembaga Alkitab. Alkitab Edisi Studi. 2nd ed. Jakarta, 2011.

Kristian E. Y. M. Afi, Hemi Bara Pa, Maglon Ferdinand Banamtuan, Yetni Malafu. “Strategi Pembentukan Nilai Pendidikan Karakter Religius Di Sekolah Menengah Teologi.†Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 5, no. 2 (2023): 1414–1423. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/5223-17624-1-PB.pdf.

R. F. Bhanu Viktorahadi. “Murka Allah Atas Kebebalan Seksual Manusia Dalam Roma 1:18-32.†Melintas 33, no. 3 (2017): 322–341.

Statistik, Badan Pusat. Statistik Kriminal 2023. Jakarta, 2023. https://www.bps.go.id/id/publication/2023/12/12/5edba2b0fe5429a0f232c736/statistik-kriminal-2023.html.

Susilo, Eunike Anggraeni, Yonatan Alex Arifianto, Wulan Agung. “Nilai-Nilai Etis Teologi Pendidikan Anak Dan Nilai Pancasila Dalam Kode Etik Guru Sekolah Minggu.†Sabda: Jurnal Teologi Kristen 3, no. 2 (2022): 1–15.

Published

2024-11-04

How to Cite

Tuminah, S., Budiyana, H., & Sukarno, M. B. (2024). Rekontekstualisasi Pendidikan Nilai Teologi di Era Post-Truth Berdasarkan Roma 1:18-32. Jurnal Teologi Berita Hidup, 7(1), 87–111. https://doi.org/10.38189/jtbh.v7i1.831