Teologi Keselamatan Berdasarkan Yesaya 1:1-20
DOI:
https://doi.org/10.38189/jtk.v4i2.880Kata Kunci:
Key words, Isaiah, salvation, soteriology, sin, judgment, redemption, Old TestamentAbstrak
This study explores the concept of salvation through the lens of Isaiah 1:1-20. Using textual analysis, this study explores the historical context and theological implications of Isaiah’s prophetic message to the nation of Judah. Through an exploration of the themes of sin, judgment, and redemption, this study aims to contribute to a deeper understanding of soteriology. Isaiah paints a picture of a nation of Judah mired in idolatry and social injustice. His message emphasizes the gravity of the nation’s sin and God’s impending judgment. Yet, amidst the condemnation, Isaiah also offers hope and restoration. The concept of God’s initiative in salvation is central to Isaiah’s message. Despite human unworthiness, God nevertheless offers forgiveness and renewal. This study argues that Isaiah 1:1-20 presents a nuanced view of salvation, emphasizing both God’s grace and human responsibility. The prophet’s call to repentance and promise of restoration highlight the interactive nature of salvation. Ultimately, this study contributes to the ongoing debate over the nature of salvation and the role of the Old Testament in shaping Christian theology.
Â
Penelitian ini mendalami konsep keselamatan melalui lensa kitab Yesaya 1:1-20. Dengan menggunakan analisis teks, penelitian ini menggali konteks historis dan implikasi teologis dari pesan nubuat Yesaya kepada bangsa Yehuda. Melalui eksplorasi tema dosa, penghakiman, dan penebusan, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam tentang soteriologi. Yesaya menggambar sebuah bangsa Yehuda yang tenggelam dalam penyembahan berhala dan ketidakadilan sosial. Pesannya menekankan beratnya dosa bangsa dan penghakiman Allah yang akan datang. Namun, di tengah-tengah kutukan, Yesaya juga menawarkan harapan dan pemulihan. Konsep inisiatif Allah dalam keselamatan menjadi inti dari pesan Yesaya. Meskipun manusia tidak layak, Allah tetap menawarkan pengampunan dan pembaruan. Penelitian ini berargumen bahwa Yesaya 1:1-20 menyajikan pandangan yang nuansa tentang keselamatan, menekankan baik rahmat Allah maupun tanggung jawab manusia. Seruan nabi untuk bertobat dan janji pemulihan menyoroti sifat interaktif dari keselamatan. Pada akhirnya, penelitian ini berkontribusi pada perdebatan yang terus berlangsung mengenai sifat keselamatan dan peran Perjanjian Lama dalam membentuk teologi Kristen.
Referensi
Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2019.
Dr. Demsy Jura, M. Th. “SHANAN.†Jurnal Pendidikan Agama Kristen 1, no. 2 (2017).
Gulo, Jetorius. “Implikasi Praktis Konsep Anugerah Bagi Orang Percaya Berdasarkan Surat Roma 3:23-24.†Fidei: Jurnal Teologi Sistematika Dan Praktika 3, no. 2 (December 18, 2020): 228–45. https://doi.org/10.34081/fidei.v3i2.105.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. VI. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, 2023.
Lasor, W.S., D.A Hubbard, and F.W. Bush. PENGANTAR PERJANJIAN LAMA 2. Edited by Staf Redaksi BPK Gunung Mulia. 11th ed. Jakarta: PT BPK GUNUNG MULIA, 2010.
Pdt. S.H. Widyapranawa, Ph. D. KITAB YESAYA PASAL 1-39. Edited by Staf Redaksi BPK Gunung Mulia. XIV. Jakarta: PT BPK GUNUNG MULIA, 2006.
Sembiring, Ngadap, and Derisna Hutagalung. “Perbandingan Antara Doktrin Predestinasi Menurut Cal