Metode Pemberitaan Injil Rasul Paulus Di Atena Berdasarkan Kisah Para Rasul 17:16-32 Dan Implementasinya Pada Masa Kini
DOI:
https://doi.org/10.38189/jtk.v4i2.892Kata Kunci:
Gospel Preaching Method, Apostle Paul, Acts 17, 16-34, ImplementationAbstrak
Every believer must be a witness as confirmed in Acts 1:8 and of course must be accompanied by the leadership of the Holy Spirit. The Apostle Paul always preached the gospel at every opportunity he had, he realized that his life must be a witness to God. Athens was one of the cities visited by the Apostle Paul and Paul was sad when he saw that this city believed in idolatry. The strategy used by the Apostle Paul in preaching the Gospel in Athens can be seen in the book of Acts 17:16-34. This research uses a descriptive-analytic method, with an exegetical approach to the text of Acts 17:16-34, which focuses on "the method of preaching the gospel used by the Apostle Paul in the text of Acts 17:16-34. The main objective of this research is to examine and present the methods used by the Apostle Paul in his ministry in Athens, then be able to use them in the midst of contemporary community ministry to achieve the full realization of the Great Commission.
Setiap orang percaya harus menjadi saksi seperti yang sudah ditegaskan dalam Kisah Para Rasul 1:8 dan tentunya harus disertai dengan pimpinan Roh Kudus. Rasul Paulus selalu memberitakan Injil di setiap kesempatan yang ada, ia menyadari bahwa hidupnya harus menjadi saksi Allah. Atena menjadi salah satu kota yang dikunjungi oleh Rasul Paulus dan Paulus sedih ketika melihat kota ini percaya akan penyembahan berhala. Strategi yang digunakan oleh Rasul Paulus dalam memberitakan Injil di Atena dapat dilihat dalam kitab Kisah Para Rasul 17:16-34. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik, dengan pendekatan eksegesis pada teks Kisah Para Rasul 17:16-34, yang berfokus pada “metode pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Rasul Paulus dalam teks Kisah Para Rasul 17:16-34. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menyajikan metode yang digunakan Rasul Paulus dalam pelayanannya di Atena, kemudian dapat menggunakannya di tengah pelayanan masyarakat masa kini untuk mencapai realisasi penuh Amanat Agung.
Referensi
Asih Rachmani Endang Sumiwi. “Peran Roh Kudus Dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini.†Jurnal Teologi Gracia Deo 1, no. 1 (2018): 23–31.
Carlton. Kisah Para Rasul, Terjemahan Khusus Untuk Penerjemahan Dan Pendalaman Alkitab, n.d.
Daniel Muksin. “Pelayanan Paulus Di Efesus Sebagai Model Pemuridan Di Kota Besar: Sebuah Refleksi Praksis Kisah Para Rasul 19:8-10.†Thronos Jurnal Teologi Kristen 5, no. 2 (n.d.): 218–27.
Dr. Ratnasih Mukmini, M.Pd.Reni Adelia, S.Pd. “Studi Deskriptif Analitik Nilai-Nilai Moraldalam Novel Catatan Juang Karya Fiersa Besarisebagai Alternatif Bahan Ajar Di Sekolah Menengah Atas.†Metamorfosis, Jurnal Bahasa Sastra Indonesia Dan Pengajarannya 11 Nomor 2 (2018): 19–27.
Eka Darmaputera. Menjadi Saksi Kristus (Pemahaman Kitab Kisah Para Rasul Tentang Pekabaran Injil Keseluruh Dunia), n.d.
———. Menjadi Saksi Kristus (Pemahaman KitabKisah Para Rasul Tentang Pekabaran Injil Keseluruh Dunia. Jakarta, 2017.
Emil Balliet. Kisah Para Rasul. Gandum Mas, 1982.
Hasan Sutanto. Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II. Lembaga Al. Jakarta, 2006.
Heryanto, Doni, and Wempi Sawaki. “Menerapkan Strategi Penginjilan Paulus Dalam Kisah Para Rasul 17:16-34 Pada Penginjilian Suku Auri, Papua.†Kurios 6, no. 2 (2020): 318. https://doi.org/10.30995/kur.v6i2.213.
Ishak Sugianto. The Transforming Power of the Holy Spirit. ANDI. Yogyakarta, 2009.
Kurt Willems. “Who Was the Apostle Paul? - A Brief Biography (What He Did and Wrote),†n.d.
Matthew E. Carlton. Kisah Para Rasul, Terjemahan Khusus Untuk Penerjemahan Dan Pendalaman Alkitab. Yayasan Ka. Jakarta, 2002.
Paul Borthwick. Great Commission. Surabaya: Literatur Perkantas, 2016.
R. Dixon. Tafsran Kisah Para Rasul. Edited by Gandum Mas. Malang, 1997.
R.D, Hildegardis Dyna, Yonas PAP, and Simon. “Strategi Penginjilan Yang Aplikatif Pada Masyarakat Penganut Politeisme Berdasarkan Kisah Para Rasul 17:16-34.†ELEOS: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen 3 (n.d.): 2.
Ratna N. Teori, Metode, Dan Teknik Penelitian Sastra. Pustaka Pe. Yogyakarta, 2011.
Sadono, Sentot, and Santy Sahartian. “Paulus Sebagai Teladan Pendidik Kristen Masa Kini.†Regula Fidei: Jurnal Pendidikan Agama Kristen 5, no. 2 (n.d.): 132–47.
Sasmoko. Metode Penelitian. Jakarta: FKIP UKI, 2004.
Setiawan, Iwan Reagen Petrus Banea. “Kontekstualisasi Menurut Kisah Para RASUL 17:16-34.†TE DEUM: Jurnal Teologi Dan Pengembangan Pelayanan 12 (n.d.). https://doi.org/DOI: https://doi.org/10.51828/td.v12i2.227.
Stevri I Lumintang. Theologia Dan Misiologia Reformed,. Malang: PPII, 2006.
Susanti Embong Bulan, HennyDebora Sianipar. “Kecemburuan Allah Terhadap Penyembahan Berhala Dan Patung Menurut Keluaran 20:4.†Journal of Religious and Socio-Cultural 1, no. 1 (2020): 101–11.
Wijaya, E.Chrisna, Asih Rachmani Endang Sumiwi, and Joseph Christ Santo. “Metode Berteologi Paulus Menurut 1 Korintus 9:1-23 Dalam Konteks Masa Kini.†Manna Rafflesia 10, no. 1 (n.d.): 358–77.
Yune Sun Park, M.Th. Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul. Jawa Timur: Departemen Literatur YPPII, 2001.